Perlahan sekali Mia mausk ke rumah lewat pintu garasi.
perlahan pula dibukanya pintu samping ruang tamu.
ia berjingkat-jingkat menuju kamarnya......
“Mia!” Deg! suara Mama! “Mia! Keterlaluan kamu! Kenapa kamu pakai lagi jilbab sialan itu! Kenapaaa? Belum puas juga kamu kermarin, ya!? Berani sekali kamu sama Mama! Mama kandungmu!
Dasar anak durhakaaaaa!” tangan Mama, wanita setengah baya itu, sibuk memukuli Mia. Kemudian tangannya yang lain bergerak menjenggut jilbab Mía...
Dasar anak durhakaaaaa!” tangan Mama, wanita setengah baya itu, sibuk memukuli Mia. Kemudian tangannya yang lain bergerak menjenggut jilbab Mía...
“A...duh... Astagh...firullah...,’ seru Mia lemah. Dagu dan sebagian lehernya berdarah terkena goresan peniti.
“Bi Nuung! Bi Nuuuuuuunggg!!” “iii. ..ya, Nyahl’ suara Bi Nung, pembantu mamah tangga mereka. “Bakar semua jilbab dan pakaian panjangnya!” Mia tersentak! “Mama, maaf, tapi Mama nggak punya hak melakukan hal itu..., itu Mia dapat dan teman-teman Mía...”
“Bakar, Bi! Bakar!” “Ttttapi... Nyah...” Langkah kaki Mama menghentak-hentak menuju kamar Mia. Dengan kasar wanita itu mengobrak-abrik lemari pakaian putri satu- satunya ¡tu. Baju panjang, rok panjang, gamis, jilbab, kaos kaki panjang, .. .semua tak ada yang luput!